Monday, October 30, 2017

IF - A Bleach Fanfiction

All characters belong to Tite Kubo, but this story is mine.

Seorang pria tampan terlihat sibuk dengan kegiatannya. Pria jangkung dengan rambut yang terlihat cukup nyentrik untuk seusianya, rambut berwarna jingga asli tanpa campur tangan pewarna apa pun. Ia tengah menata ulang sebuah ruangan, yang diketahui adalah ruang kerjanya. Bukan ruang kerja di tempat kerjanya, melainkan ruang kerja di dalam rumahnya. Ia memang sengaja membuat ruangan khusus untuk kegiatan yang menyangkut dengan pekerjaannya. Ichigo Kurosaki nama pria itu, pria yang tahun ini genap berusia tiga puluh delapan tahun. Seorang pria yang sudah mengabdikan dirinya selama empat belas tahun sebagai guru.
Ia mengernyit heran saat mendapati sebuah kotak yang terlihat usang ketika dia membuka lemari di ujung ruangan. Lemari yang memang sangat jarang dia buka. Penasaran dengan apa yang ada dalam kotak itu, Ichigo mencoba membukanya. Tapi sayang, kotak itu ternyata terkunci, dan ia tidak tahu di mana kunci kotak itu berada. Karena rasa penasaran yang tak kunjung reda, Ichigo pun menggunakan berbagai cara untuk bisa membuka kotak tersebut. Dan akhirnya usaha dia membuahkan hasil, hal itu membuatnya tersenyum senang.
Perlahan ia membuka kotak tersebut. Di dalam kotak itu masih terdapat kotak yang lebih kecil lagi, kotak berwarna putih dengan hiasan gambar bintang di tengahnya. Selembar kertas dan sebuah dasi berwarna abu-abu ia dapati ketika membuka kotak putih itu. Seketika ia teringat dengan benda yang ada di depannya, sesuatu dari masa lalunya.
Ichigo meraih kertas berwarna senada dengan dasi tadi, itu adalah sebuah surat. Surat singkat yang pernah ia baca tiga belas tahun yang lalu, dari seseorang yang masih sangat jelas di ingatannya. Pada amplop itu tertulis nama pembuatnya, Rukia Kuchiki.
‘Semoga harimu tetap menyenangkan di sekolah ini. Aku akan lulus. Doakan agar semua keinginanku terkabul, termasuk keinginanku menjadi istrimu, hihihi. Lupakan, itu gurauan tak berarti. Aku harap apa pun yang terjadi selama kita tak bertemu, Kurosaki-sensei tidak akan melupakanku. Terima kasih untuk segalanya.’
>><<
Ide cerita sudah ada dari tahun 2015 dan ini juga ditulis di tahun itu juga, hoho (dan, dan, dan, masih belum bisa dilanjutkan). //cry

Sunday, October 29, 2017

[Review] Touken Ranbu Stage Play 1; Original Run + Re-run

Halo, apa kabar yang baca blog ini? Hari ini aku datang untuk me-review lagi. Nggak tau kenapa malah jadi suka banget bikin ginian. Nah, review kali ini masih menyangkut tentang Touken Ranbu, tapi kali ini bukan drama musikalnya, melainkan drama panggungnya. Aslinya pengin review Toumyu lagi, yang judulnya Mihotose no Komoriuta, tapi ku tunda dulu.

Tousute yang ku review ini adalah Tousute pertama, Kyoden Moeyuru Honnouji (Original Run) plus Kyoden Moeyuru Honnouji -SAIEN (Re-run). Dua Tousute ini jalan ceritanya sama aja sih, tapi untuk beberapa adegan keliatan banget perbedaannya. Untuk selengkapnya lanjutkan aja baca review dariku ini, hehe.
Yosh mari dimulai.~


Tousute atau Touken Ranbu Stage Play pertama ini menceritakan tentang anak baru, lebih tepatnya Toudan yang baru datang ke citadel. Dia adalah Fudou Yukimitsu, Toudan yang dulunya adalah pedang milik Oda Nabunaga. Toudan ini termasuk tipe Tantou atau belati, dan juga suka banget minum Sake. Mikazuki, lah ku panggil Jiji aja, dia dapet pesan langsung dari Saniwa yang intinya ngasih tau Yamanbagiri kalau sekarang dia jadi sekretaris di citadel. Sekretaris di sini adalah dia yang jadi kapten unit satu. Cuman kapten unit satu aja yah, unit selanjutnya nggak. Kalau di game sih yang jadi sekretaris selalu nampang di inner citadel.

Nah di sini Yamanbagiri diminta jadi sekretaris yang otomatis dia juga jadi kapten unit satu, dan tentunya dengan segenap keminderannya dia pengin menolak. Dia bilang kenapa nggak saudara tertua Awataguchi alias Ichigo Hitofuri aja, menurutnya dia lebih cocok. Tapi sayang sekali nggak bisa, karena saat itu Ichi-nii udah jadi kapten unit dua dan lagi menjalankan misi. Dengan berat hati Yamanbagiri pun menerimanya, dan tugas pertamanya dia adalah jadi penjaga si anak baru tadi, Fudou Yukimitsu. Yamanbagiri pun mengajak Fudou keliling citadel, nah di sini ada adegan Hasebe mandiin kuda nih, dan kuda di sini bukan kuda beneran tapi manusia yang nge-cosplay jadi kuda, hoho. Asli, kudanya banyak gaya. Terus kalau di Re-run kudanya sedikit berbeda, dia udah impruv, bentuknya kayak gambar di bawah ini (plus si kuda ini makin banyak gaya).

Kuda versi Original Run

Kuda versi Re-run
Scene ini paling lucu versi Re-run, soalnya si kuda tambah iseng sama Hasebe dan Yamabagiri kena keisengan si kuda juga. Apalagi pas Fudou nabok mukanya (lebih tepatnya topeng) si kuda, nggak cuman aku yang pengin ketawa, Yamanbagiri aja sampe nahan ketawa.

Nggak lama kemudian Yamanbagiri dan Fudou ketemu pedang Oda Nobunaga yang lain, Yagen Toushiro, Souza Samonji, dan Heshikiri Hasebe. Di sini Fudou nggak bisa akrab sama mereka, terutama Hasebe. Soalnya Hasebe sebel banget sama tuan lamanya, sedangkan Fudou suka banget. Pokoknya nih dua Toudan ini nggak pernah akur. Dan di suatu adegan karena perdebatan tentang Oda Nobunaga juga sampe bikin Souza nonjok Hasebe. Menyadari ada konflik antar Toudan, kapten unit satu Yamanbagiri pun gelisah, makin merasa nggak percaya diri jadi sekretaris. Jiji yang selalu ada buat Yamanbagiri pun ceramah, walau malah berakhir diketawain. Jiji emang kadang bijak, dan kadang pula aneh. Lalu meyadari apa yang dirasakan Yamanbagiri, dua Toudan dari Dategumi pun datang buat membantu. Siapa dia? Tentulah Toudan paling kocak si Tsurumaru Kuninaga dan Shokudaikiri Mitsutada.

Mereka berdua berencana mengadakan sebuah kontes, semua Toudan dibagi menjadi dua tim, tim putih dan tim merah. Masing-masing tim berisi enam Toudan, dan isinya siapa saja silakan tonton sendiri, haha. Tujuan kontes ini sih biar para Toudan rukun kembali, tapi sayang gagal karena dua pedang Oda Nobunaga nih kayak batu.

Setelah itu Yamanbagiri dapet perintah dari Saniwa, nggak lain yah misi mengalahkan Pasukan Pengubah Sejarah. Misi kali ini di Honnouji, tempat terbunuhnya Oda Nobunaga oleh Mitsuhide. Dan berbeda dari biasanya, Saniwa mengirim semua Toudan di citadel ke Honnouji. Emang aneh sih, biasanya kan maksimal enam. Tapi ini emang rencana si Saniwa sendiri, jadi semua Toudan yang berangkat dibagi menjadi dua unit.

Unit pertama berisi Hasebe, Yagen, Souza, Fudou, Tsurumaru, dan diketuai oleh Yamanbagiri tentunya. Lalu unit dua berisi Ichi-nii, Jiji, Namazuo, Sayo, Kousetsu, dan Shokudaikiri. Tebak siapa kapten unit dua, hayo?

Seperti biasa, karena saking cintanya sama Oda Nobunaga, Fudou pengin menyelamatkan tuan lamanya dari Mitsuhide. Dan tentu saja ditentang sama Toudan lain karena akan mengubah alur sejarah. Di sini Fudou juga bertemu sama pengikut setia Oda Nobunga, Mori Ranmaru. Btw, Fudou pas masih jadi pedang dulunya juga diserahkan kepada Ranmaru, jadi Ranmaru termasuk tuan lama Fudou.

Sebenernya konfliknya nggak berfokus sama Fudou doang, tapi sama Souza juga. Dia selalu mempertanyakan siapa Oda Nobunaga sebenernya, dan disaat dia galau Yagen selalu ada buat tenangin dia. Untuk selanjutnya silakan ditonton kalau bisa, nanti takut terlalu spoiler, ini juga udah lumayan spoiler, hwehwe.

Daily Adlibs

Oke, ini sengaja ku pisah dari atas karena uh, adegan ini selalu bikin ngakak. Nggak di Original Run atau Re-run-nya, keduanya sama-sama lucu.

Jadi di adegan ini tiap pertujukan tuh beda-beda tema, dan adegan ini dikumpulin dijadiin satu video. Jadi video kumpulan adegan Daily Adlibs yang aku punya ini nggak ada sub-nya, walau aku nggak ngerti mereka ngomong apa tapi tiap lihat adegan ini pasti selalu ketawa.

Nah yang direkam dijadiin DVD ini kebetulan temanya adalah Ohagi, tapi ini untuk Original Run yah. Kalau yang Re-run beda lagi, di Re-run temanya Zunda Mochi.

Di Original Run ceritanya lima Toudan penting ini lagi berkumpul dalam rangka pertemuan dewan perang. Lima Toudan ini adalah Hasebe, Ichi-nii, Jiji, Tsurumaru, dan nggak ketinggalan si kapten Yamanbagiri. Karena saran dari Tsurumaru akhirnya tersedia teh di atas meja, dan Jiji yang suka ngeteh pastilah menyetujuinya. Btw, Tsurumaru di Original Run dan Re-run beda orang, tapi sama-sama lucu kok. Lalu nggak lama kemudian Shokudaikiri datang membawa cemilan, dia pengertian banget, kurang rasanya kalau ada teh nggak ada cemilan. Shokudaikiri ini digambarkan pandai memasak, ketularan tuan lamanya. Dan nama cemilan di sini adalah Ohagi atau kue beras ketan.

Shokudaikiri membawakan Ohagi.

Nah di sini Jiji mau nyoba nyicipin tapi nggak jadi karena takut sarung tangannya kotor, lalu akhirnya Tsurumaru mengajukan diri buat icip-icip. Tapi bukan dia yang makan justru Tsurumaru ngarahin Ohagi ditangannya ke mulut Hasebe. Dan dengan pasrah Hasebe pun menerima suapan dari Tsurumaru, walau hal itu bikin dia susah makan sampe keselek karena si Ohagi terlalu gede buat dimakan. Tapi sayang para Toudan yang lain malah nggak peka kecuali Yamanbagiri. Niat hati Hasebe pengin bilang ‘aku butuh minum’, tapi Toudan lain malah salah mengartikan. Kayak Ichi-nii yang bilang ‘mau lagi?’, terus Tsurumaru bilang ‘dari hidung?’, lalu pada akhirnya cuman Yamanbagiri yang paling waras dan ngasih teh ke Hasebe.

Haseba, aaaa~

Yamanbagiri pun mencoba melanjutkan diskusi, tapi dia salah ngomong sampe Toudan yang lain pada cengo. Seharusnya Ohagi tapi dia malah bilang Ohage atau Kue Beras Ketan Botak. Lalu dia bilang lagi sambil salting kalau ini bukan perjamuan Ohagi.

Hah, Ohage?

Yamanbagiri yang masih salting mencoba mengalihkan pembicaraan dengan membahas Sayo. Tapi sayang Toudan lain terutama Tsurumaru dan Jiji selalu minta penjelasan apa itu perjamuan Ohagi? Apalagi Tsurumaru mempertanyakannya sampe dua kali, nih orang emang suka banget ngerjain.

Tsurumaru dan Jiji sedang minta penjelasan.

Dan pada akhirnya sambil nahan ketawa, Yamanbagiri cuman bisa menjawab dengan jawaban yang kurang memuaskan plus bikin Toudan yang lain makin bingung.

Di scene ini aku baru nyadar, Yamanbagiri manis banget. ><

FYI, di adegan ini yang jadi korban kejahilan Tsurumaru kalau nggak Hasebe ya Yamanbagiri, tapi kebanyakan sih Hasebe yang selalu dikerjain.

Lalu di Re-run-nya, di sini Shokudaikiri malah ngajak bikin Zunda Mochi atau kue beras yang ditutupi tumbukan kedelai hijau.

Shokudaikiri berniat bikin Zunda Mochi.

Nah tugas numbuk beras yang udah mateng diserahkan kepada Yamanbagiri, terus diikuti Jiji yang katanya pengin menjadi pendukung Yamanbagiri sebagai penumbuk, juga diikuti Tsurumaru yang pengin jadi pendukungnya pendukung (Jiji) //etdahh. Jiji dan dua Toudan tadi pun ke ruangan lain sambil membawa alu (mungkin semacam alu versi Jepang) yang tadi sempat dibawa Shokudaikiri buat numbuk. Sementara tiga Toudan yang tersisa, Shokudaikiri, Ichi-nii, dan Hasebe numbuk kedelainya.

Tim penumbuk kedelai hijau

Tim penumbuk nasi

Nggak lama kemudian terdengar suara semangat *lebay yang bener* Toudan penumbuk nasi dari ruangan sebelah. Kata-kata yang keluar itu kayak udah mau perang aja, padahal cuman numbuk nasi. Sampe tiga Toudan penumbuk kedelai heran, Hasebe pun tanya ada apa? Awas kalau sampe gagal. Bahkan Ichi-nii yang penyabar pun sampe nggak tahan dengan suara-suara lebay mereka dan mau nyamperin tapi mereka bertiga malah keburu keluar. Jiji bilang kalau mereka sedikit berlebihan, Yamanbagiri malah bilang itu adalah sebuah kegagalan. Dan yang paling parah Shokudaikiri si ahli masak dengan bangganya malah bilang ‘seperti yang aku harapkan’. Buset dah bang, tau mau gagal tapi tetep aja nyerahin tugas masak ke mereka, gimana sih kau.

Lalu ketika Toudan penumbuk nasi tadi mau duduk kembali buat rapat, nggak sengaja alu yang dibawa Yamanbagiri kena kepalanya Hasebe.

Nggak sengaja~

'aku-mah-apa-atuh'

Bener-bener deh Hasebe selalu sial di scene ini.

Kyoden Moeyuru Honnouji -SAIEN-

Touken Danshi

1. Mikazuki Munechika (diperankan oleh Suzuki Hiroki)


Baik di anime/musikal/stage, Jiji masih lah Toudan paling aneh. Ya, seperti biasa sih, walaupun aneh dia juga bisa menjadi bijaksana. Contohnya pas Yamanbagiri lagi dalam mode mindernya, dia suka menasihati Toudan pemalu itu walau kadang malah nggak jelas karena selalu diselipi guyonan kalo lagi ceramah. Sejujurnya, cara ngomong dan ketawanya Jiji versi stage lebih mirip Jiji asli, tapi kalau masalah kostum dan wig, menurutku masih menang Jiji versi musikal (diperankan Kuroba Mario). Kalau di stage wignya malah keliatan bikin kepala lebih bulat-bulat gimana gitu, bajunya juga keliatan kayak kedodoran gitu. Kalau masalah mana yang lebih bagus, semuanya juga bagus. Tapi, aku pribadi lebih suka Jiji versi musikal karena udah jatuh cinta duluan sama suaranya, dan ada dingin-dinginnya gitu, hehe.

2. Yamanbagiri Kunihiro (diperankan oleh Aramaki Yoshihiko)


Awal-awal aku liat Yamanbagiri versi stage kesannya biasa aja. Tapi setelah ditonton ulang, uwaaa ternyata manis banget dia *fangirling mode on*. Walaupun mukanya terlalu manis buat karakter Yamanbagiri, tapi jujur, dia udah cocok sama perannya ini. Apalagi kalau minder sama pemalunya kumat. Pokoknya nggak terlalu OOC dari Yamanbagiri yang sebenarnya, tapi mungkin yang sedikit OOC sih cuman di Re-run scene Zunda Mochi. Meski begitu dia juga lumayan dewasa, pengertian, walau kadang nggak ngerti sama dirinya sendiri. Pada akhirnya dia bisa menjadi Toudan yang bijaksana, bisa diandalkan, dan penuh dengan percaya diri berkat ceramahnya Jiji dan pengalamannya sebagai sekretaris.

Oh iya, Yamanbagiri juga suka banget ngibasin jubah kotornya itu, nggak tau kenapa, setauku di anime dia jarang ngelakuin hal itu. Tapi yang pasti malah bikin tambah keren. Di Re-run aja si Tsurumaru sampe nanyain kenapa suka banget ngibasin jubah. Btw, Yamanbagiri Toudan favorit aku di Tousute ini. Nggak di Tousute doang sih, di game/anime juga masuk sebagai Toudan favorit, tapi bukan favorit nomor satu, hoho.

3. Souza Samonji (diperankan oleh Sasaki Hideyoshi)


Souza di sini adalah Toudan yang punya wajah ayu tapi kelihatan sayu. Dia selalu mengeluh tentang segel yang ada pada dirinya, merasa seperti burung dalam sangkar, dan selalu mempertanyakan siapa Oda Nobunaga sebenernya. Jujur aja, aku kurang memperhatikan karakter ini baik di game/anime, soalnya di mataku kurang menarik perhatian, hehe. Tapi di sini kalian bisa melihat betapa cantiknya Souza versi stage. Dibanding sama karakter Souza di game/anime, menurutku Souza di sini lebih suram, kayak nggak ada bahagia-bahagianya samasekali. Walau dia anggun kayak cewek, tapi kalo lagi perang beda lagi ceritanya.

4. Heshikiri Hasebe (diperankan oleh Wada Masanari)


Jangan mengharapkan Hasebe versi Hanamaru yah, di sini Hasebe justru lebih mirip Hasebe di game-nya. Kalau di Hanamaru Hasebe emang kelihatan OOC. Di stage play ini Hasebe digambarkan lumayan keras kepala, dia juga kelihatan sangat membenci tuan lamanya, Oda Nobunaga. Tapi seperti di Hanamaru, dia sangat peduli sama tuannya yang sekarang, dia juga kelihatan kayak nggak terima pas Yamanbagiri dipilih menjadi sekretaris. Walaupun dia tipe Toudan yang serius, dia adalah Toudan yang sering banget jadi korban icip-icip makanan buatan Shokudaikiri.

5. Fudou Yukimitsu (diperankan oleh Shiina Toizo)


Toudan satu ini suka banget yang namanya Sake, kemana-mana dia selalu membawa segelas Sake. Dia selalu menganggap dirinya sebagai ‘Katana Tak Berguna’, karena dulu dia tidak bisa melindungi Oda Nobunaga. Meskipun begitu, dia bisa berbangga diri karena menjadi Katana favorit Oda Nobunaga, sampe-sampe dia diserahkan ke Mori Ranmaru (pengikut setia Oda Nobunaga).

6. Yagen Toushirou (diperankan oleh Kitamura Ryo)


Sama seperti Yamanabagiri, awal nonton nih stage rasanya Yagen di sini kurang cocok sama Yagen di game/anime. Tapi setelah nonton ulang entah kenapa malah mikir sebaliknya. Kalau diperhatikan sih, Yagen di sini lebih mirip perpaduan Yagen di game sama di Hanamaru. Aku pribadi nggak kepikiran dia Yagen di Katsugeki. Di stage ini Yagen kelihatan deket plus pengertian banget sama Souza, mungkin karena dulunya sama-sama pedang Nobunaga. Seperti di game/anime, Yagen selalu bisa bersikap dewasa. Sebenernya aku berharap Yagen bisa kelihatan lebih deket sama keluaraga Awataguchi lainnya (Toushirou bersaudara + Ichi-nii), tapi script mengharuskan dia lebih deket sama temen seperjuangannya. It’s okay.

7. Ichigo Hitofuri alias Ichi-nii (diperankan oleh Hirose Daisuke)


Toudan ini nih sosok ke-abangan-nya kelihatan banget. Ya maklum, dia saudara tertua di keluarga Awataguchi. Dia cukup ahli dalam berpedang, apalagi menurutku cara bertarungnya lumayan unik. Apalagi yah, kayaknya nggak bisa nulis panjang lebar tentang Ichi-nii. Aku pribadi menganggap kalau Ichi-nii adalah sosok kakak idaman. Udah ganteng, baik hati, tidak sombong, murah senyum, dewasa tentunya, apalagi di game tingkat Rarity-nya sampe empat petal. Berati dia bukan Toudan biasa dong, hehe.

8. Namazuo Toushirou (diperankan oleh Sugio Toishi)


Namazuo adalah salah satu keluarga Awataguchi, yang pasti udah jelas dia adik Ichi-nii dan saudaraan sama Yagen. Dia adalah Toudan yang lumayan ceria, walau di suatu adegan dia pernah mengeluh tentang menyelamatkan tuan lamanya, tapi Ichi-nii berhasil menasihati adiknya ini. Sasuga lah Ichi-nii ini. Namazuo dalam perkenalannya selalu berkata kalau dia lupa sebagian ingatannya akibat kebakaran dulu dimana dia masih menjadi sebuah pedang. Aku pribadi lumayan suka sama Toudan satu ini, nggak di stage doang, di game dia juga menjadi Toudan terutama Toudan tipe Wakizashi favoritku, mengalahkan Horikawa Kunihiro atau bahkan Honebami Toushirou. Kalau di anime malah aku kurang memperhatikan dia, tapi seingatku dia yang suka becanda tapi selalu garing.

9. Kousetsu Samonji

  • Diperankan oleh Teruma (Original Run)


  • Diperankan oleh Seto Yuusuke (Re-Run)


Kousetsu di sini adalah saudara tertua Toudan dari keluarga Samonji, tentu saja Souza dan Sayo adalah adiknya. Kousetsu sebenernya nggak suka yang namanya perang, kalau lagi perang dia selalu mengeluh apa nggak bisa diselesaikan selain dengan perang? Penampilan dia juga langsung bisa diingat, dia yang punya rambut teruarai lurus plus paling panjang di antara Toudan lainnya.

Kousetsu versi Teruma atau Seto Yuusuke sama-sama bagus. Aku sendiri malah nggak ngeh kalau ternyata pemeran Kousetsu di Re-run berbeda, abis lumayan mirip sih. Cuman wignya doang yang lumayan bisa dibedain. Soalnya wig yang dipake Seto lebih rapi ketimbang wig yang dipake Teruma.

10. Sayo Samonji (diperankan oleh Naya Takeru)


Sayo Samonji adalah adik paling kecil dari keluarga Samonji. Dia Toudan yang lumayan pendiam plus kelihatan pemurung. Sayo ini sangat terobsesi dengan yang namanya balas dendam. Mungkin efek dari tuan lamanya, aku sendiri kurang paham sama sejarahnya Sayo. Tapi walau begitu, dia sangat peduli sama kakak-kakaknya.

11. Shokudaikiri Mitsutada (diperankan oleh Higashi Keisuke)


Shokudaikiri di sini jauh banget sama Shokudaikiri baik di game/anime. Mungkin tingginya doang yang nggak kelihatan jauh, hehe. Soalnya dalam pandanganku, Shokudaikiri versi game/anime itu orangnya lumayan cool tapi lemah lembut, kalau di sini malah banyak tingkah yang bikin dia keliatan kocak abis. Apalagi kalau udah bareng sama temannya dari Dategumi, siapa lagi kalau bukan Tsurumaru Kuninaga. Meski begitu sikap dewasanya masih melekat dalam dirinya. Dan tentunya dia master tukang masak di Honmaru alias citadel.

12. Tsurumaru Kuninaga


  • Original Run (diperankan oleh Someya Toshiyuki)


  • Re-run (diperankan oleh Kento)


Tsurumaru Kuninaga digambarkan sebagai Toudan yang serba putih, rambut, baju, bahkan bulu matanya aja juga berwarna putih. Dia juga Toudan terjahil dari semua Toudan di stage ini. Selain itu, dia juga sangat menyukai yang namanya kejutan. Namazuo dan Yamanbagiri pernah menjadi korban kejutan dari bangau putih ini. Menurutnya hidup membutuhkan kejutan, jika semuanya berjalan sesuai rencana, hatimu akan lebih dulu mati. Walau dia sering terlihat main-main, sebenernya dia Toudan yang cukup berpengalaman dan bisa diandalkan.

Baik Tsurumaru versi Someya atau Kento keduanya sama-sama bagus, kerennya dapet, lucunya juga dapet. Kalau aku pribadi lebih suka Tsurumaru versi Someya, karena wajahnya mendukung banget kalo lagi dalam mode sengklek. Dilihat dari Curtain Call dia juga kelihatan kocak. Tapi seperti yang aku bilang tadi, keduanya sama-sama bagus kok. Btw, Tsurumaru di game juga salah satu Toudan favoritku, mungkin favorit no. 3 setelah Kashuu dan Jiji, hoho.

Kyoden Moeyuru Honnouji (Original Run)

Untuk aktingnya mereka nggak kalah sama musikalnya, bahkan aku mengakui kalau pas lagi perang versi stage lebih bagus daripada musikal. Apalagi di Re-run mereka makin impruv. Kalau masalah mana yang lebih bagus aku pribadi nggak bisa milih, keduanya sama-sama bagus, juga punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Aku sendiri sangat menyukai Touken Ranbu baik versi stage atau musikal, game/anime sih jangan ditanya lagi. Akting Mitsuhide dan Ranmaru juga lumayan bagus.

Kalau pembeda Kyoden Moeyuru Honnouji versi Original Run dan Re-run sih bisa dilihat dari posisinya. Gimana jelasinnya yah, jadi versi Re-run itu posisinya kayak mirror dari versi Original Run-nya. Coba lihat screenshot-an Daily Adlibs di atas dimana Shokudaikiri membawakan cemilan, posisi dia masuk beda. Yang Original Run dari kanan, sedangkan Re-run dari kiri.

Plus di lagu penutup juga sedikit berbeda, di Re-run nampilin lambang masing-masing Toudan, sedangkan di Original Run nggak ada.

Versi Original Run

Versi Re-run

Terus di Original Run Yamanbagiri dapet pesan untuk bertemu Saniwa dari Kashuu Kiyomitsu, sedangkan di Re-run dia dapet pesan dari Ookurikara. Wig yang mereka pake di Re-run juga lebih rapi ketimbang di versi sebelumnya, tapi wig Hasebe malah kelihatan lucu. Lawakannya pun bertambah. Oh ya, Ranmaru di mode sekarat pas di Re-run sampe berdarah-darah, kalau di Original Run nggak.

Untuk penampilan Toudan, versi Original Run lebih bagus. Aku lihat sih beberapa kayak kelihatan capek mukanya, pokoknya nggak se-fresh kayak di Original Run. Bisa dilihat Namazuo di Re-run kantong matanya makin tebel aja, kayak abis bangun tidur. Souza juga masih kelihatan lebih cantik di Original Run.

Baik di Original Run maupun Re-run, keduanya masih sama-sama ada adegan slow motion-nya, juga semua pedang Oda Nobunaga masuk mode Shinken (baju robek-robek). Dan di mode Shinken Fudou di Re-run sampe berdarah-darah, sedangkan di Original Run nggak.

Untuk stage-nya juga masih sama kayak di sebelumnya, kalau dilihat-lihat sih stage lantai duanya dibuat agak miring. Mungkin biar penonton nggak terlalu susah lihat mereka beraksi di lantai dua atau entahlah. Pantes aja pas adegan Daily Adlibs (yang saat itu temanya Takoyaki) Takoyaki yang ditaro Tsurumaru dimeja malah melorot mau jatuh, ternyata itu efek dari panggungnya sendiri.

Takoyaki-nya mau jatuh~

Segitu aja review dariku, baru sadar ternyata lumayan panjang. Soalnya karakternya lumayan banyak sih.

Btw, dari review di atas soal perbandingan antara karakter sekarang dan sebelumnya, atau antara stage play dan musical aku pasti selalu menulis kalau keduanya sama-sama bagus. Yah seperti yang aku bilang tadi, keduanya sama-sama memiliki kekurangan dan kelebihan. Untuk lebih paham silakan tonton Tousute dan Toumyu-nya. Dijamin dua-duanya bikin jatuh cinta.

Sekian, maafkan kalau ada kesalahan kata atau apapun yang kurang sreg di hati pembaca. Enjoy! And see you next time! Hoho~

Bonus pict~

Kejutan~

Curcol dulu ah~

Ini yang dinamakan Megane Danshi, hwehwe~

Lemah tak berdaya nggak ada cemilan ~ XD


Photo credits: Ameblo + screenshot sendiri




Wednesday, October 18, 2017

[Review] Musical Touken Ranbu Bakumatsu Tenrouden

Yuhuu, datang kembali dengan membawakan review Toumyu lagi. Seperti yang aku tulis di postingan pertama, kali ini aku review Musical Touken Ranbu Bakumatsu Tenrouden. Walau ini bisa dikatakan telat tapi nggak apa lah, buat isi-isi blog. Dan kandungan spoiler 60-70% kayaknya. :D


Yosh review dimulai!

Jalan cerita Bakumatsu sebenernya 11-12 kayak Atsukashiyama, tapi entah mengapa menurutku yang ini lebih emosional. Jangan baper ya, kalau tau sejarah Shinsengumi pasti nggak bisa menyangkal kalau ceritanya bikin baper. Pokoknya inti dari Toumyu kali ini adalah jangan baper. Hohoho, sebenernya itu yang dikatakan Hachisuka di musikal ini. Siapa Hachisuka? Ya pasti dia salah satu TouDan yang perannya cukup penting di sini.

Sama seperti di Atsukashiyama, di sini masih terbentuk unit satu. Jadi kemungkinan emang belum ada unit dua kayak di Katsugeki. Sebelumnya di Atsukashiyama unit satu terdiri dari lima pedang Sanjou plus satu pedang Shinsengumi yang kala itu jadi kaptennya, Kashuu Kiyomitsu. Nah di sini Saniwa mengubah formasi untuk misi berikutnya. Formasi kali ini terdiri dari lima pedang Shinsengumi dan satu pedang Kotetsu. Wait, sebenernya Kotetsu ada dua, yang satu masuk Shinsengumi, nanti aku jelasin lah.

Lima pedang Shinsengumi pasti tau dong, apalagi kalo yang udah nonton Hanamaru dua epd terakhir. Yaps, mereka adalah pasangan Kashuu Kiyomitsu-Yamatonokami Yasusada pedang dari Okita Souji, lalu pasangan Izuminokami Kanesada-Horikawa Kunihiro pedang dari Hijikata Toshizou, dan satunya lagi pedangnya Kondou Isami si Nagasone Kotetsu. Nah kaptennya kali ini bukan Kashuu lagi, tapi Kashuu masih netap di unit satu buat bantuin kapten terbarunya yaitu Hachisuka Kotetsu.

Kalau dilihat dari formasi ini pasti tau dong kemana misi ini akan berlangsung, TouDan-nya aja ngeh apalagi yang nonton, hehe. Yups, nggak lain nggak bukan adalah Ikedaya. Karena Shinsengumi itu nggak jauh-jauh dari Ikedaya. Kalau di Hanamaru yang peka terhadap misi kali ini sih Kashuu doang, mungkin dia yang paling tua di benteng dan paling berpengalaman. Paling paham juga, kalau lima pedang Shinsegumi = Ikedaya. Nah kalau di Toumyu Bakumatsu ini yang peka jadi dua orang, Kashuu sama Kane-san.

Konflik batinnya sama kayak di Hanamaru, berfokus sama Yasusada yang sangat mencintai tuan lamanya, Okita Souji. Tapi nggak itu doang sih, ada konflik Kotetsu bersaudara. Konflik yang bikin Kane-san sama Horikawa mikir keras, tapi kata Kane-san, ‘masa bodohlah, urusan mereka juga.’ Dasar, Kane-san!

Btw, kalian jangan terlalu berharap ini Kane-san yang di Katsugeki, tapi dia lebih mirip Kane-san versi Hanamaru. Horikawa juga! OMG, aku suka Horikawa di sini!

Di Bakumatu juga ada scene yang bikin ngakak. Terutama scene pas pesta Sake. Pesta ini ide dari si kampret manis, Horikawa Kunihiro. Di sini Hachisuka dikerjai habis-habisan sama pedang Shinsengumi. Btw, lima pedang Shinsengumi sebut saja tim Shinsengumi. Nah kalau di Team Atsukashiyama kan dikenal juga sebagai Team Sanjou with Kashuu Kiyomitsu, kalau Team Bakumatsu dikenal sebagai Team Shinsengumi With Hachisuka Kotetsu.

Lanjut, scene pesta tadi beneran bikin ngakak plus kasihan liat Hachisuka. Masa dengan tanpa dosa Kane-san nyodorin gelas super gede khusus buat si kapten, sedangkan lainnya cuman gelas kayak mangkok mini. Dan dengan rasa tak bersalah juga partner Kane-san si Horikawa, malah nuangin dengan penuh Sake buat Hachisuka. Kan kampret.
Akhirnya pada tanding minum Sake, Kashuu vs Yasusada, tapi malah dihentikan sama Kane-san. Dan apa yang terjadi selanjutnya? Mereka bertiga ambruk gara-gara Kane-san nggak kuat alkohol. Sebelum bener-bener ambruk Kane-san bikin Haiku. Btw, Kane-san emang ahli Haiku, hoho. Haiku tuh semacam puisi Jepang yang berisi tiga baris. Oh iya, sebelumnya Kane-san tanya ke Horikawa dari mana dapet duit buat beli Sake? Dengan muka polosnya Horikawa jawab, ‘aku jualin tuh barang-barang berkilauan di kamar Kane-san.’ Ini anak kampret banget kan, cari ribut sama Kane-san. Tapi Kane-san yang sempet marah bisa ditenangin sama yang lain.

Pesta Sake~
Nah giliran Hachisuka yang minum Sake nggak wajar nih, segelas Sake super gede. Nggak cuman temen setimnya doang yang nyemangatin, penonton pun ikut. Heboh banget pokoknya. Muke gile, apa nggak kembung tuh. Dan akhirnya Hachisuka lolos dari cobaan, nggak mabok pula. Horeee!! Yang mabok cuman Kane-san doang, yang lain nari-nari pas Nagasone nyanyi, eh dia doang tidur ganteng di depan sendiri pula.

Selanjutnya, ada scene Yasusada mau minggat buat gabung jadi anggota Shinsengumi alasannya pasti tau lah, pengin ketemu Okita tersayang. Tapi, aksinya ketahuan sama Kashuu yang tentu saja nggak bolehin. Dan akhirnya ribut-ribut terjadi, semua pada nggak ngebolehin karena berpotensi mengubah sejarah. Kashuu ngambek pas Yasusada bilang (intinya), ‘kamu yang dipilih pas insiden di Ikedaya, bukan aku.’ Kashuu balik ke kamar sambil ngedumel, ‘bodoh, itu bukan berarti aku punya pilihan.’

Hachisuka yang bingung pun minta konfirmasi sama Horikawa, dan pasti tentang Okita Souji. Kita tau di anime Hanamaru pas insiden Ikedaya pedang yang dibawa Okita tuh Kashuu bukan Yasusada, dari situ si Yasusada kayak iri, kenapa bukan dia yang dibawa.

Nah abis ini nih semua TouDan nyanyi, ini lagu yang bener-bener menggambarkan perasaan masing-masih TouDan. Judulnya Erabareru Mono, jadi isinya kayak perasaan TouDan yang dipilih dan nggak dipilih sama tuannya buat dipake pas lagi bertarung untuk terakhir kalinya. Dari Kotetsu bersaudara, dimana Nagasone si Kotetsu palsu (panggilan Hachisuka ke Nagasone) yang malah dipake buat bertarung, sedangkan Hachisuka si Kotetsu asli cuma dipajang. Terus perasaan Kashuu yang cukup dia aja ngerasain panas darahnya Okita yang saat itu kena Tuberkulosis atau TBC (pas kejadian di Ikedaya kan batuk-batuk tuh), lalu dibalas sama Yasusada yang pengin juga selalu di sisinya. Berlanjut dibalas sama sikap dewasanya Kane-san yang bilang aku juga nggak sama dia sampai akhir tapi aku tetep bangga (lihat Katsugeki). Dan terakhir nih part-nya Horikawa bikin merinding. Dia bilang bahwa.... Ada deh. :D

Jadi pesan tuh lagu adalah jangan egois, walaupun mereka semua pedang berpasangan nasibnya mereka masing-masing beda, jangan saling iri lah.

Di sini bisa melihat bahwa Shinsengumi emang kelompok yang beragam. Btw, ini yang dibahas Shinsengumi orangnya yah bukan TouDan-nya. Kata Okita, anggotanya aneh-aneh. Aku sendiri suka banget hubungan para anggota Shinsengumi ini, terutama Okita, Hijikata, dan kaptennya Kondou-san. Walaupun Okita dan Hijikata kayak Tom and Jerry, tapi aslinya mereka sama-sama peduli. Dan mereka berdua juga sangat menghormati Kondou-san. Pas Okita akhirnya dirawat pun mereka ngunjungin Okita. Ntah kenapa scene itu lumayan nyesek, aktor yang jadi Okita aja sampe berkaca-kaca. Mengenang bagaimana perjuangan Shinsengumi dan akhirnya berhasil, sayang Okita sakit parah. Walau sakit pun dia masih suka bikin lelucon.
Selain Okita, dua rekannya pun bener-bener mendalami aktingnya. Pertama pas perpisahan Hijikata sama Kondou-san, si Hijikata bener-bener nangis. Terus pas Kondou-san mau dieksekusi. Ya ampun, angst.

Shinsengumi; Kondou-san, Okita, dan Hijikata

Aku pernah baca sejarah Okita Souji dikit, jadi pas sakit Okita selalu menanyakan keadaan Kondou-san. Tapi sampai meninggal Okita nggak pernah dikasih tau bahwa dua bulan sebelum kematian Okita, Kondo-san terlebih dahulu dieksekusi. //cry.

Tapi di sini nggak gitu, alurnya berbeda karena ulah siluman kucing hitam yang merasuki salah satu anggota Shinsengumi. Hayoo siapa kah dia???

Btw, entah kenapa akting para Shinsengumi lebih dapet ketimbang para TouDan-nya.

Oh iya, pas scene Okita batuk-batuk aku tuh muter berulang kali dari mana si darah tiba-tiba muncul. Dan akhirnya bisa tidur dengan nyenyak. Mitsuketa!

Terus nih, di Bakumatsu ada adegan slow motion-nya. Kalau di Atsukashiyama nggak ada. Tapi sayang di Bakumatsu nggak ada Tou-Dan dalam mode Shinken Hissatsu. Kalau di game yang bajunya jadi pada sobek-sobek. Di Atsukashiyama ada, si Imanotsurugi sama Iwatooshi, aku lupa nulisnya. Berharap bisa liat Kashuu dalam mode baju sobek-sobek, haha.

Kali ini aku mau ke bagian para TouDan-nya.

1. Hachisuka Kotetsu (diperankan oleh Takahashi Kensuke)


Yang udah nonton pasti ngerasa greget sama TouDan satu ini. Tapi dimohon jangan benci sama aktornya, kan cuman akting, hoho. Hachisuka digambarkan sangat nyebelin banget sekali. Nggak bisa menerima kehadiran Nagasone yang menurutnya palsu. Aslinya si Hachisuka cuman iri sama Nagasone, kenapa pedang palsu kayak Nagasone dipake selayaknya fungsi pedang yang sebenarnya, sedangkan dia cuman buat pajangan doang. Awal-awal dia emang nyebelin, kaku, bahkan cara bertarungnya pun kaku plus nggak niat. Nggak tau emang di script kayak gitu atau karena kesusahan sama kostumnya. Tapi setelah denger ceramah dari Kane-san tentang Nagasone dia mulai berubah.

Btw, aku suka bagaimana dewasanya Kane-san pas bilang ke Hachisuka tentang Nagasone yang kuat. ‘Semakin sering orang menderita, semakin kuat dirinya.’ Kurang lebih kayak gitu yang diucapkan Kane-san ke si kapten. Pada akhirnya di scene akhir Hachisuka bisa bersikap dewasa.

Kalau menurutku Hachisuka emang nyebelin, tapi aku pribadi lebih sebel sama Yasusada. Nanti dijelasin di bagian Yasusada.

2. Nagasone Kotetsu (diperankan oleh Imari Yu)


Dari semua TouDan unit satu, Nagasone satu-satunya TouDan yang paling pendiem. Nggak bisa mengungkapkan isi hati dengan baik. Bahkan Kane-san sampai menasehatinya, sasuga Kane-san!
Dia sebenernya cukup dewasa, terbukti dia nggak terlalu mikirin omongan Hachisuka. Tapi walau begitu dia juga nyimpen bebannya sendiri, apalagi di scene terakhir dimana Kondou-san tuan lamanya Nagasone mau dieksekusi di depan matanya. Tapi untungnya Hachisuka yang udah mengerti tentang Nagasone bisa membantu menghilangkan kegundahan hati Nagasone.//ea~

3. Izuminokami Kanesada (diperankan oleh Arisawa Shoutarou)


Sekali lagi, jangan berharap ini Kane-san versi Katsugeki, ini adalah Kane-san versi Hanamaru. Tapi mungkin cara dia bersikap dewasa kayak di Katsugeki. Selain TouDan yang paling dewasa, Kane-san juga salah satu TouDan yang bikin aku ketawa, apalagi yang adegan goleran akibat nggak kuat Sake tadi plus Haiku-nya. Tapi asal kalian tau, walaupun Kane-san kelihatan dewasa sedangkan partnernya si Horikawa kayak anak-anak, di dunia nyata pemeran Horikawa malah lebih tua setahun dari pemeran Kane-san ini.

Terus pas Kane-san kalo lagi nebas musuh suka ngomong ‘ORA’. Setauku, mantra andalan dia bukan kayak gitu. ORA cuman dipake pas Double Attack. Aku juga nggak ngeh di sini dia masuk mode Double Attack atau nggak.

Justru mantra itu adalannya si Kashuu sama Yasusada. ORA ORA ORAAA~

4. Horikawa Kunihiro (diperankan oleh Ogoe Yuuki)


Sejujurnya aku nggak terlalu memperhatikan Horikawa di Hanamaru, dan di Katsugeki malah sebel sama dia. Tapi semua berubah setelah nonton Toumyu ini. Asli dia manis banget, selalu positif, suka isengin Kane-san, ceria pokoknya, dan lagi suaranya indah + powerful. Horikawa pinter bikin suasana tegang jadi somplak. Contohnya pas adegan sama Hachisuka itu. Dia juga Toudan yang paling perhatian. Duh, makasih kepada Ogoe Yuuki yang telah membuat karakter ini nggak menyebalkan di mataku. Serius, suara Horikawa paling bagus setelah Kashuu.

5. Yamatonokami Yasusada (diperankan oleh Torigoe Yuuki)


Kalau ngomongin Yasusada nggak bisa jauh dari Kashuu, soalnya dua pedang ini kayak cermin, Kashuu yang bilang gitu. Di sini aku mendapatkan rasa kecewa, why? Karena Yasusada malah kelihatan nyebelin di sini. Iya sih, itu konflik batin buat dia pas insiden di Ikedaya. Aku pribadi nggak terlalu suka sama Yasusada baik di game atau di anime, tapi nggak benci juga, jadi biasa-biasa aja sama TouDan ini, malah suka dipake kok (dan baru-baru ini patah di lv 50-an //cry). Dan aku juga bisa memaafkan sikap Yasusada di anime pas insiden di Ikedaya, tapi di Toumyu ini entah kenapa malah nggak suka, bener. Pas dia bilang ke Kashuu bahwa dia yang lebih mengerti Okita dibanding Kashuu itu rasanya ‘ih’. Terus juga kalau dia bikin lelucon rasanya kurang, nggak bisa selucu Horikawa, apa perasaanku aja? Jadi Yasusada di Toumyu kurang bisa membawakan Yasusada versi anime/game. Itu sih yang bisa aku lihat di sini, untung aja dia bisa mengendalikan diri agar nggak sampe mengubah sejarah.

Kalau diperhatikan lagi Kashuu lebih dewasa, lebih bisa menerima takdir yang ada, cepet move on, lagipula latar belakang mereka berdua juga beda (aku ngomong gini bukan karena lebih suka Kashuu, tapi emang dalam pandanganku kayak gini). Di lagu Erabareru Mono kalian nanti bisa paham mana yang lebih dewasa di antara Okitagumi ini.

Sebenernya Yasusada sedikit lebih beruntung nggak kayak Kashuu yang dibuang sama Okita gara-gara patah pas insiden di Ikedaya (sejarah bilang gitu, di game Kashuu juga sering ngomong ‘jaga aku’ karena nggak mau dibuang lagi). Cuman yang membuat dia kurang beruntung doang ya itu, nggak kepilih sama mantan tuannya pas insiden di Ikedaya.

Terus entah kenapa juga rasanya chemistry antara Yasusada dan Kashuu sebagai partner di sini malah kurang dapet. Kashuu malah lebih keliatan deket sama Hachisuka. Tapi mungkin Kashuu sering keliatan deket sama Hachisuka karena tanggung jawab yang diserahkan dari Saniwa ke dia, dimana dia disuruh bantuin Hachisuka dengan pengalamannya yang pernah menjadi kapten bareng tim Sanjou.

6. Kashuu Kiyomitsu (diperankan oleh Sato Ryuji)


Kashuu masih lah TouDan paling favorit di antara terfavorit bagiku, hoho. Kalau diperhatiin baik-baik nih, Kashuu di sini keliatan lebih cantik, manis, pokoknya lebih girly. Sebelumnya di Atsukashiyama dia terlihat lebih laki dikit dan dewasa layaknya kapten. Kalau di sini, di Bakumatsu dia kadang kelihatan kayak bocah, apalagi kalau udah bareng sama Yasusada. Tapi yang pasti dia udah lebih berpengalaman dibanding sebelumnya (Atsukashiyama), dan makin kelihatan Tsundere. Terutama scene dimana disuruh Hachisuka, yang intinya ditanya, 'kenapa nggak ngomong langsung aja ke Yasusada?' dan dia jawab, 'ENGGAK MAUUUUUUUU!' Terus scene pas pengumuman formasi yang mau berangkat misi ke Ikedaya, pas tau Yasusada ternyata masuk dia malah bilang 'ah kenapa sama dia?'. Padahal sebelumnya di Atsukashiyama pas ditugasin bareng tim Sanjou dia pengin bareng sama Yasusada. Dasar tsundere!~

Di Atsukashiyama seingetku dia jarang banget yang namanya elus-elus rambut, tapi di Bakumatsu dia kelihatan banget suka banget ngelakuin hal itu. Pokoknya beda lah dari Atsukashiyama. Btw, kalau di anime Kashuu lebih suka utak-atik kuku cantiknya sih.

Dan kalau diperhatiin lagi, sepatunya samasekali nggak nyante. Kashuu asli, di game/anime emang pake sepatu boot hak tinggi, ini karakter bikin orang yang meraninnya maso deh, hoho. Di Atsukashiyama sepatu dia beda daripada di Bakumatsu. Kayaknya lebih nyaman sepatu yang dipake di Atsukashiyama, tapi lebih cocok sepatu yang di Bakumatsu.

Dan seperti biasa, paling suka suaranya Kashuu. Menurutku suara dia paling bagus di Toumyu kali ini, kalau di Atsukashiyama paling bagus suaranya Kashuu sama Jiji. Kalau disuruh pilih mana yang lebih bagus aku nggak bisa pilih, dua-duanya bagus dan keren, tapi kalau disuruh pilih mana yang lebih disukai tentu saja ku jawab Kashuu.~

Btw, Kashuu selalu nyebut Okita Souji sebagai ‘ano hito’ atau artinya orang itu, dia nggak pernah nyebut nama tuan lamanya. Terus pas scene terakhir Okita nih, menurut script seharusnya Kashuu manggil Okita-kun kayak Yasusada, tapi Ryuji si aktor yang meranin Kashuu mengubahnya menjadi ‘Ne’ karena kalau Kashuu bilang kayak gitu nanti malah jadi Out Of Character. [1]

Secara keseluruhan performance Bakumatsu lebih bagus daripada Atsukashiyama. Konfliknya lebih ngena Bakumatsu. Stage-nya pun lebih bervariasi Bakumatsu, padahal keliatanya lebih simpel Bakumatsu loh ketimbang Atsukashiyama. Yang bikin keren itu dinding di pinggir kanan kiri panggung yang masing-masing ada dua pintu itu bisa bergerak. Kalau tangga, baik di Atsukashiyama atau di Bakumatsu dua-duanya bisa bergerak, tapi bedanya kalau di Atsukashiyama cuma bisa dibelah jadi dua sedangkan Bakumatsu bisa jadi empat. Kalau nonton pasti ngerti lah, hehe. Pokoknya lebih simpel tapi justru lebih keren.

Terus efek-efeknya juga dibikin lebih simpel lagi. Kalau di Atsukashiyama ada efek tebasan pedang di sini nggak ada. Paling suka efek pas lagi hujan sama bintang-bintang di scene terakhir, kayak nyata banget. Di sini juga nggak masukin background music yang ada di game kayak di Atsukashiyama, di sini pake original background music.

Kalau diperhatiin lagi, hubungan tim Shinsengumi (TouDan) lebih erat dibanding tim Sanjou. Misal, kayak scene Kashuu yang mempertanyakan penyesalan Nagasone sama tuan lamanya, tapi Nagasone malah balik tanya Kashuu, ‘bukankah itu kamu?’. Jadi rasanya kayak sama-sama peka. Terus dua pedang Hijikata, si Kane-san sama Horikawa, walaupun Kane-san bilang itu urusan mereka (tentang konflik Nagasone & Hachisuka), tapi nyatanya dia mau nyeramahin si Hachisuka sampe sadar, nyeramahin pula si Nagasone biar lebih terbuka.

Ada lagi, Horikawa yang suka bikin suasana nggak enak jadi enakan lagi. Horikawa juga pernah bilang ke Hachisuka kalau ada masalah dengan cara bertarung tim Shinsengumi bilang aja, soalnya Shinsengumi kan kelompok yang beragam, mereka terpengaruh juga sama tuan lamanya. Terus terus pas Kane-san nawarin gendong Nagasone yang saat itu terluka karena ngelindungin Hachisuka, di situ yang mau bawa Nagasone si Yasusada, Kashuu, sama Horikawa. Tapi Kane-san bilang, ‘woy gue aja, badan-badan kecil kek kalian nggak bisa bopong dengan baik dan benar.’ Sasuga, Kane-san!

Oh ya, cara bertarung yang paling mempunyai ciri khas cuman Horikawa doang. Dia yang paling cepet plus kadang licik, mungkin karena dia Wakizashi sendiri sedangkan yang lain Uchigatana semua. Beda kayak di Atsukashiyama yang tipe pedangnya lebih bervariasi, ada Tantou, Uchigatana, Tachi, Ootachi, dan Naginata. Kalau yang belum tau tentang tipe pedang, silakan ke sini.

Untuk lagu, jujur aku lebih suka lagu-lagu Team Sanjou With Kashuu Kiyomitsu (Atsukashiyama) daripada Team Shinsengumi With Hachisuka Kotetsu (Bakumatsu), begitu pula dengan vokalnya. Tapi semuanya bagus, masing-masing lagu punya arti yang dalam.

Saatnya share pict~

Kashuu-Yasusada rebutan bang Nagasone.

Pedangnya Okita Souji~

Pedangnya Hijikata Toshizhou~

Kotetsu bersaudara, satu pedangnya Kondou Isami~

Scene yang lumayan nyesek. Mereka berdua ngeliatin tuan lamanya yang sakit parah.

Yosh! Sekian review dari saya, semua yang ku tulis berdasarkan apa yang aku lihat dan rasakan. Beda orang beda pandangan, hehe. Maafkan jika ada kesalahan kata dan sebangsanya. See you next time!

[1] Sumber

Photo credits: enterstagesumabo