Oke, aku balik lagi mau bawain review Toumyu/Musical Touken Ranbu ke 3, yang judulnya Mihotose no Komori Uta atau dalam bahasa inggris-nya 300 Years of Lullaby.
Pertama denger judulnya entah kenapa berasa ada angst-nya gitu, dan ternyata benar. Sebenarnya aku udah nonton ini dari bulan Oktober tahun lalu, tapi baru mood bikin review-nya sekarang. Jujur saja, awal mula nonton Toumyu 3 ini rasanya biasa-biasa aja (walau sebelumnya udah merasa ada hawa-hawa angst), tapi pas ku tonton untuk yang ketiga kalinya baru ku merasa ada nyesek-nyeseknya *telat woy!*. Untuk mengingatkan lagi, review ini mengandung 60-70% spoiler. Jadi, resiko tanggung sendiri yah. :D
Yosh review dimulai!
Cerita dimulai dari Ishikirimaru mau bikin catatan, anggap saja diary. Dia pengin mencatat hal-hal yang udah dia lewati bersama Toudan lain agar nggak mudah buat dilupain. Dan mulailah cerita (menurut pandanganku) jadi flashback dimana saat mereka mengasuh Tokugawa Ieyasu. Yaps, cerita berfokus pada kehidupan di rumah Tokugawa Ieyasu.
Flashback menceritakan Nikkari dan Ookurikara sedang dalam ekspedisi nggak sengaja liat Pasukan Pengubah Sejarah (PPS) sedang menyerang kastil Okazaki. PPS lagi ngincer keluarga Matsudaira (keluarga Tokugawa Ieyasu saat masih kecil/bayi), mungkin PPS nyerang meraka biar Tokugawa Ieyasu nggak ada di dunia ini. Tapi Nikkari & Ookurikara terlambat dikit, mereka sekeluarga mati kecuali si bayi yang terus nangis.
![]() |
Ookurikara bersama Nikkari yang lagi gendong Tokugawa Ieyasu bayi. |
Di sisi lain citadel kedatangan pedang baru, dia Sengo Muramasa. Toudan yang super centil apalagi kalo udah deket-deket sama Ookurikara. Mendapati Nikkari & Ookurikara sedang dalam kesulitan, Saniwa akhirnya mengirim Ishikirimaru, Tonbokiri, Monoyoshi Sadamune, serta Sengo yang baru saja dateng ke tempat mereka berdua berada. Misi kali ini bisa dibilang beda dari misi di Toumyu sebelum-sebelumnya, misi kali ini adalah mengembalikan rangkaian sejarah. Misinya lumayan lama, (mungkin) itulah kenapa judul Toumyu 3 ini 300 Years of Lullaby.
Lanjut, semua Toudan nggak menyangka akan ada kejadian penyerangan PPS di kastil Okazaki. Sejarah hampir berubah dengan ditandai adanya kedatangan Kebiishi. Tapi masih ada secercah harapan yaitu, ternyata bayi yang masih hidup itu adalah Matsudaira Motoyasu yang gedenya akan menjadi Tokugawa Ieyasu. Yang pertama kali sadar dia Ieyasu adalah Monoyoshi Sadamune. Alasan, karena Monoyoshi dulunya adalah senjata milik Ieyasu.
Misi dimulai dengan Toudan yang mengambil peran sebagai pengikut Ieyasu dan merawat Ieyasu hingga dewasa. Di sini Muramasa ogah ikut-ikutan ngasuh Ieyasu. Itu karena Muramasa dulunya pedang pembawa petaka untuk Ieyasu, bisa dibilang dia kurang suka sama Ieyasu. Begitu pun dengan Ookurikara, dia males merawat Ieyasu karena dia lebih suka misi yang ada perangnya. Tapi meskipun begitu, Muramasa & Ookurikara tetap menjalankan misi yang diperintahkan oleh Saniwa dengan menjaga dari luar.
Skip cerita, Ieyasu udah dewasa dan punya anak bernama Nobuyasu. Nobuyasu digambarkan anak yang baik hati, dia tidak suka yang namanya perang. Bahkan dia lebih suka bertani daripada harus pegang senjata. Nobuyasu kecil ini lebih sering dirawat oleh Ishikirimaru, jadi hubungan mereka sangat dekat.
Di suatu waktu Ookurikara menyelamatkan Gohei dari para prajurit entah dari mana (maaf lupa). Gohei adalah seorang petani biasa, dia pengin banget belajar berpedang dan ikutan perang agar bisa melindungi diri sendiri dan orang-orang terdekatnya. Gohei meminta Ookurikara buat ngajarin dia cara berpedang tapi Ookurikara menolak, berulang kali Gohei meminta tetep ditolak sama Ookurikara. Tapi semua berubah saat Nobuyasu kecil datang dan memohon sama Ookurikara agar permintaan Gohei dikabulkan, Ookurikara pun dengan sigap mematuhi permintaan Nobuyasu.
Nobuyasu yang mengetahui Gohei seorang petani langsung memintanya cara bertani. Gohei menyetujui dengan imbalan mau ngajarin dia cara membaca. Itulah kenapa Nobuyasu dan Gohei sangat dekat.
Oh ya, sebelum scene ini ada scene pertikaian kecil antara Ishikirimaru & Ookurikara. Ini karena Ookurikara merasa kurang puas sama perang yang ‘oh segini doang?’ (kalo nggak salah saat itu perang Ieyasu vs Nobunaga, tapi pada akhirnya Ieyasu & Nobunaga membentuk aliansi). Ookurikara dari awal emang cuman fokus sama yang namanya perang, sedangkan Ishikirimaru nggak suka yang namanya perang. Dan untuk melayani kepuasan Ookurikara dengan perang, akhirnya Ishikirimaru menawarkan diri untuk menjadi objek nafsu akan perangnya. Tapi pertarungan terhenti karena kedatangan Muramasa. Thanks to Muramasa!
![]() |
Ishikirimaru VS Ookurikara |
Skip cerita (lagi), konflik yang sebenarnya ada pada saat Nobuyasu udah dewasa. Sesuai sejarah Nobuyasu ditakdirkan mati bunuh diri. Nah, ini yang bikin Ishikirimaru galau. Bayangkan, apa lu tega liat anak yang udah dari kecil lu asuh dengan penuh kasih sayang itu mati sia-sia?
Konflik juga terjadi saat kematian *pipp*. Karena kematian si *pipp* kita tahu kenapa Ookurikara males menjalin hubungan pertemanan dengan siapa pun.
Karena sejarah versi mereka (Toudan) dengan versi asli hampir berbeda (dimana seharusnya hari itu Nobuyasu mati bunuh diri), maka dari itu sebagai Toudan akhirnya Ishikirimaru membuat keputusan yang memberatkan hati, dia harus membunuh Nobuyasu. Dan tentu saja Toudan lain nggak setuju, terutama Monoyoshi. Tapi misi adalah misi, mau nggak mau harus dijalankan.
Oke oke, jalan cerita sampai di sini saja. Ini aja udah lumayan sekali spoilernya, tapi masih banyak scene yang nggak aku ceritain di sini kok, hehe. Soal Nobuyasu mati dibunuh Ishikirimaru atau bukan, silakan tonton sendiri.
Oh iya tambahan, di sini Ishikirimaru membawakan narasi sambil nyatet diary-nya. Hal ini yang tambah bikin beda sama dua Toumyu sebelumnya.
![]() |
'Duh daftar hedon gue banyak jug--'*nggak gitu woy! |
Touken Danshi
1. Sakiyama Tsubasa as Ishikirimaru
Ishikirimaru di sini tetap bisa terlihat tenang kayak di Toumyu pertama. Tapi bedanya dia lebih terlihat tertekan di misi ini. Ishikirimaru mengambil peran sebagai pengikut Tokugawa Ieyasu dengan berpura-pura menjadi Hanzo. Dibanding dengan Ieyasu, ia lebih dekat dengan Nobuyasu, anak dari Tokugawa Ieyasu. Oh ya, dia juga ditunjuk sebagai kapten di misi jangka panjang ini. Aku paham beban dia di sini berat, sebagai kapten dia harus membuat misi ini berhasil. Dan salah satu yang membuat misi berhasil adalah dengan adanya kematian Nobuyasu, anak yang ia rawat dari kecil. Meskipun menyakitkan dia tetap mencoba membuat sejarah seperti aslinya, dan mencoba menanggung beban misi sendirian.
2. Araki Hirofumi as Nikkari Aoe
Izinkan aku berteriak sebentar .... YA LORD, AKU SUKA BANGET NIKKARI DI SINI!!! Yaps, Nikkari di sini benar-benar bisa bersikap dewasa, bijak, dan bisa diandalkan. Walau kadang dia mengeluh kenapa hanya menjadi pedang yang (dulu) menghunus hantu juga bayi dan kadang iri nggak bisa menjadi pedang mulia kayak Ishikirimaru, tapi nyatanya dia tetap bersikap baik sama Ishikirimaru dan sangat antusias ketika akan merawat Ieyasu bayi. Dia kadang suka menasehati Toudan lain. Kalo mau disamain sama Nikkari versi Hanamaru (anime), dia emang nggak 100% mirip, tapi aku suka cara si aktor bawain Nikkari di Toumyu ini. Oh ya, Nikkari mengambil peran sebagai Sakai Tadatsugu di misi jangka panjang ini dan dia terlihat sangat menikmati misi ini.
3. Ota Motohiro as Sengo Muramasa
Muramasa di sini digambarkan super centil ya ampun. Di Hanamaru dia belom ada (baru mau ada di Hanamaru S2), di game aku belum punya dia jadi aku nggak tau sifat dia yang sebenernya. Muramasa suka banget nyinyir kalo udah bahas Tokugawa Ieyasu. Dan suka ngajak plus maksa Toudan lain buat telanjang. Aku nggak paham betul yang dimaksud dia telanjang itu gimana, wkwk. Soalnya pas Ishikiramaru & Ookurikara lagi debat dia dateng dan bilang ‘jangan berani telanjang tanpa mengajakku’, maksud loe?
Awalnya dia nggak mau deket sama Ieyasu, karena dia emang pedang pembawa petaka buat Ieyasu. Tapi pada akhirnya dia mau gabung jadi pengikut Ieyasu dengan menawarkan diri menjadi pelayan Nobuyasu dan mengubah nama menjadi Ii Naomasa. Mungkin dia tertarik sama Nobuyasu. Pas pertama kali nonton Toumyu 3 aku nggak terlalu suka sama dia, eh pas nonton lagi dan lagi jadi biasa aja. Soalnya kelakuan dia kadang bikin ngakak. Oh iya ... dia itu selalu caper sama Ookurikara, dan paling dekat sama Tonbikiri. Tonbokiri itu masih satu keluarga sama Muramasa.
4. Spi as Tonbokiri
Tonbokiri di misi ini berperan sebagai Honda Tadakatsu, yang tidak lain dan tidak bukan adalah tuan lamanya. Awal mula, dia nggak mau berakting menjadi Tadakatsu karena ia merasa kurang pantas menggantikan posisi beliau. Tapi berkat ceramah Monoyoshi akhirnya dia mau berperan sebagai Tadakatsu untuk merawat Ieyasu bayi hingga dewasa.
5. Yokota Ryuugi as Monoyoshi Sadamune
Monoyoshi digambarkan lumayan ceria. Dia sangat baik dan pengertian, terbukti saat Muramasa nyinyir soal Ieyasu dan dia memaklumi saja, nggak marah. Dia mengambil peran sebagai Torii Mototada. Di misi ini, dia yang paling banyak menghabiskan waktu dengan Ieyasu. Maklum, dia dulu pedang kesayangan Ieyasu, paling tahu tentang Ieyasu, dan sekarang mencoba balas budi dengan merawat Ieyasu dari bayi hingga dewasa. Monoyoshi ini juga digambarkan sebagai pedang pembawa keberuntungan, makanya di misi ini dia bisa meramal mana yang sedang beruntung dan tidak. Saat Ieyasu dewasa dia lebih seperti menjadi penasehat Ieyasu. Selain pinter ramal keberuntungan, dia juga pinter nyadarin orang, salah satunya Tonbokiri tadi.
6. Zaiki Takuma as Ookurikara
Aku yakin yang udah nonton Hanamaru pasti tau sifat Ookurikara kayak apa. Yaps, dia itu males banget yang namanya menjalin hubungan pertemanan, dia lebih suka yang namanya perang. Meskipun dia agak ogah-ogahan saat misi merawat Ieyasu bayi, tapi nyatanya dia tetap menjalankan misi dengan baik dengan menjadi penjaga Ieyasu dari luar. Dia baru bertemu Ieyasu saat Ieyasu udah dewasa. Dan saat itu juga Ieyasu langsung meminta Ookurikara untuk menjadi pelayannya, dengan tanpa basa-basi Ookurikara menyetujuinya. Di sini Ookurikara berperan sebagai Sakakibara Yorumasa.
✨
Untuk akting, aku rasa mereka nggak terlalu Out of Character. Tapi khusus untuk Sengo Muramasa dan Monoyoshi Sadamune aku nggak bisa bandingin karakter mereka di musikal sama di game. Karena di game aku belum dapet mereka semua, plus di Hanamaru mereka juga belum nongol. Yang pasti sih baik akting Toudan atau Tokoh prajuritnya semua lumayan bagus. Apalagi di scene akhir Monoyoshi sama Ieyasu nangis beneran. Iya sih akting, tapi menurutku akting nangis di dunia film/drama tv dengan drama panggung/musikal itu rasanya beda. Kayak ada entahlah gitu, hehehe.Untuk stage-nya sendiri bisa dibilang stage Toumyu 3 ini terkesan simpel tapi mewah. Ada lampu kayak di SRS2016 pas Sengo muncul. Dan pintu putar(?)nya itu loh yang kadang bikin kaget tiba-tiba ada yang mucul dari situ. Oh iya, di sini juga ada adegan slow motion-nya kayak di Bakumatsu Tenroden (Toumyu 2). Plus pemetaan proyektornya makin bagus.
![]() |
Ini pas lawan Kebiishi. Dan perhatikan stage-nya, banyak pintunya yah, hehe. |
![]() |
Lampu yang dimaksud tadi. Ini di pas kemunculan Sengo Muramasa di Toumyu 3 ini |
![]() |
Lampu-lampu di SRS2016 pas scene rebutan Kashuu. |
Dan yah, sekian review dari saya ini. Entah kenapa agak mager mau review Toumyu 3 ini. Biasanya bikin review cuman butuh waktu satu atau dua hari, yang ini sampe seminggu lebih.
Tambahan screenshot.~
![]() |
Sengo caper :D |
![]() |
Ngobrol bentar di scene menuju ending |
![]() |
Pamit undur diri |